15727371Judul             :   Saksofon Kapal Induk, Dan Human Error : Catatan Seorang Marsekal

No. ISBN      :   97970948799

Penulis           :   Chappy Hakim

Penerbit         :   Kompas

Tahun Terbit   :   2010

Sejarah telah membuktikan bahwa indonesia merupakan bangsa yang potensial untuk menjadi negara maju bahkan menjadi negara adikuasa sekalipun indonesia sangat mampu. Dengan keadaan sumber daya alam yang melimpah, iklim tropis yang nyaman serta sumber daya manusia yang tak kalah besar. Ditahun 90an indonesia telah menjadi negara yang sangat maju dan terbuka dibandingkan dengan negara China dan India yang masih sangat tertutup. Maju dalam arti memiliki daya saing yang tinggi terhadap negara-negara disekitarnya. Terbuka dalam arti memberikan begitu banyak kemudahan bagi negara-negara lain untuk menanamkan investasinya di dalam negeri.

 Namun ironisnya sekarang ini indonesia malah menjadi negara yang tertutup kembali disaat banyaknya negara-negara kecil yang sedang bergegas untuk berkembang dan maju. Bahkan disaat China dan India banting stir untuk menjadi negara maju dan terbuka, indonesia malah menutup diri, sampai digolongkan kedalam kategori raksasa ASEAN yang sedang tidur. Dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan, indonesia malah berjalan mundur. Apa yang menjadikan indonesia berjalan mundur disaat negara-negara lain maju kedepan dengan berlari?

Di ASEAN Indonesia merupakan negara terbesar yang memiliki kurang lebih 70% dari total penuduk ASEAN tapi menjadi negara yang paling sedikit mengirimkan kontingennya dalam pesta olahraga Asia (Asia Games) dan juga menjadi negara terbesar se ASEAN yang paling sedikit perolehan medalinya. Dalam piala dunia pun indonesia tidak pernah masuk maju dalam persepakbolaan. Pengaruh media massa di indonesia pun dapat menjadikan indonesia ditinggalkan oleh negara-negara di dunia. Karena media massa di indonesia masih banyak memuat pemberitaan kriminal yang membuat turis dan wisatawan takut untuk berkunjung ke Indonesia.

Tradisi potong kompas pun masih sering terjadi di Indonesia. Tradisi ini mencerminkan betapa pemalasnya orang indonesia yang selalu ingin mendapat keuntungan dengan aksi instan tanpa mempertimbangkan dampak yang mungkin akan muncul diakhirnya. Disamping malas, kelemahan lain adalah kurang disiplin. Banyak sekali orang indonesia yang tidak menghargai waktu. Dan masih banyak lagi kelemahan serta permasalahan yang terjadi di indonesia yang tak kunjung selesai.

Bagaimana ini bisa ditanggulangi, ternyata modalnya hanya harga diri, kebanggaan sebagai bangsa, dan menjaga kehormatan serta meningkatan disiplin di banyak tempat, berbuat dengan benar sesuai aturan, karena bangsa ini memiliki potensi untuk meraih kemajuan di banyak aspek. Kita harus punya harga diri dan kebanggaan. Kita punya potensi untuk meraih kemajuan di berbagai bidang asal saja mau menjaga kehormatan, meningkatkan disiplin, serta berbuat segala sesuatu dengan benar, sesuai aturan. Inilah sekelumit opini seorang Chappy Hakim, yang ingin melihat bangsanya maju, memiliki harga diri, sekaligus disegani bangsa-bangsa lain. Menurutnya, hal yang sama juga diperlukan untuk mengatasi banyaknya kecelakaan moda udara, laut, dan darat, yang sering menghasilkan kesimpulan ”human error”.

Buku Saksofon, Kapal Induk, dan “Human Eror” karya pak Chappy Hakim ini dikemas dengan bahasa yang populer dan ringan agar pembaca tidak merasa jenuh saat membacanya atau seperti membaca textbook kuliah. Buku ini sarat akan hikmah-hikmah dan poin-poin refleksi diri yang dapat kita ambil dari berbagai kejadian nyata dalam kehidupan berbangsa kita, maupun dari kejadian di dunia internasional yang diceritakan dengan gaya Pak Chappy. Fakta sejarah hingga istilah-istilah teknis serta cerita-cerita tentang TNI yang mudah dicerna untuk orang awam juga menambah keasyikan pembaca untuk menjelajahi buku ini.

Dalam buku ini pak Chappy menuangkan sekelumit opini dan keprihatinannya akan keadaan bangsa ini. Dia prihatin dengan banyaknya kecelakaan moda udara, laut, dan darat, tetapi banyak disimpulkan dengan kata “human error”. Kritik sosial yang dapat dipersepsikan agak ‘sinis’ namun bersifat membangun dan bersifat human interest, lengkap dengan saran atau usulan sebagai solusi untuk pemecahan masalah. disamping berbicara disiplin untuk maju, penulis pun piawai bermain saksofon dan ini yang menjadi senjata diplomasinya ke negara adidaya saat penulis menjabat KSAU.

Pak Cheppy ingin menggiring pembacanya untuk lebih banyak lagi rasa optimistis dalam perjalanan bangsa indonesia menuju cita-citanya. Optimisme yang didukung dengan semangat perjuangan agar dapat memperoleh keyakinan diri dalam memahami bahwa bangsa kita memang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara maju, bukan menjadi raksasa yang sedang tidur.

Buku ini terbit pada tahun 2010, namun isu-isu yang dikemas didalamnya banyak yang masih ongoing hingga saat ini, sehingga terasa bahwa banyak poin-poin yang masih relevan untuk diketahui oleh kita semua dan semoga kelak dijadikan sandaran semangat juang untuk jadi lebih baik lagi.

Buku ini dapat di akses di http://lib.ipc-corporateuniversity.com/index.php?p=show_detail&id=1037&k…