118ae4bd10005056b7418cTidak jarang para manajer atau pimpinan dalam suatu organisasi mengalami kesulitan dalam memanaj sumber daya manusia yang ia pimpin. Sering kali para pemimpin merasa seolah-olah ia harus mengerjakan semuanya sendiri, tidak bisa mengandalkan orang lain untuk mengambil alih sebagian hal – hal dari pekerjaan yang harus dikerjakan.

The One Minute Manager (Ken Blanchard, Pat, dan Drea Zigarmi) merupakan penggagas model kepemimpinan yang dikenal sebagai kepemimpinan situasional, mempunyai model yang praktis, mudah dipahami, dan diterapkan untuk memimpin dan mengembangkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi.

Ditulis sebagai perumpamaan, buku ini menceritakan kisah tentang seorang pengusaha yang belajar dari One Minute Manager bagaimana mengeluarkan performana terbaik dari suatu tim yang beragam dengan menjadi pemimpin yang situasional.

Untuk menjadi pemimpin yang situasional, seorang pemimpin harus belajar menetapkan tujuan yang jelas, belajar bagaimana mendiagnosis tingkat perkembangan orang-orang yang bekerja sama dalam setiap target mereka, dan seorang pemimpin harus belajar menggunakan berbagai gaya kepemimpinan untuk memberikan apa yang anak buah butuhkan dari seorang pemimpin. Dari uraian di atas, ada 3 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer,yaitu penentuan target (goal setting), diagnosis, dan penyesuaian (matching).

Penentuan target adalah bagian penting dari perencanaan kinerja dan menjadi pelatihan sehari-hari, dan evalusi kinerja menjadi tolak ukur keberhasilan atau tidaknya dalam suatu target kerja. Dalam penentuan target, One minute manager memberikan rumusan SMART, yaitu :

Spesific,

  • Apa sebenarnya target atau tugas tersebut?
  • Kapan target atau tugas tersebut perlu diselesaikan?

Motivating,

  • Apakah target atau tugas tersebut berarti bagi individual?
  • Apakah pengerjaan target ini membangun kompetensi dan komitmen
  • Apakah pengerjaan target ini menambah atau menguras energi?

Attainable,

  • Apakah target tersebut realistis, masuk akal, dan dapat diraih?
  • Apakah target tersebut berada dalam kontrol individual?

Relevant,

  • Apakah target atau tugas tersebut merupakan pekerjaan yang berarti bagi perusahaan?
  • Apakah target atau tugas tersebut sejalan dengan target perusahaan dan tim kerja?
  • Apakah target atau tugas tersebut merupakan prioritas utama dalam hubungannya dengan target lain?

Trackable,

  • Seperti apakah pekerjaan yang baik itu, dalam setiap tahap perkembangan?
  • Bagaimana kemajuan dan hasil akan diukur?

Target-target yang smart dapat memotivasi dan membuat pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya berada dalam jalur yang sama.

Keterampilan selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuan mendiagnosa. Setidaknya untuk melakukan diagnosa ada dua faktor yang dapat menentukan tingkat perkembangan seseorang, yaitu kompetensi dan komitmen. Komitmen adalah suatu fungsi yang menunjukkan pengetahuan dan keterampilan, yang dapat diraih melalui pembelajaran dan/atau pengalaman. Kompetensi berbeda dengan kemampuan. Orang sering kali menggunakan kata kemampuan dengan maksud potensial. Mereka berbicara tentang kemampuan alami untuk mendeskripsikan mengapa sebagian orang sepertinya bisa mempelajari keterampilan-keterampilan tertentu dengan begitu mudah. Kompetensi, disisi lain, dapat dikembangkan dengan arahan dan dukungan. Kompetensi bukan anda dapatkan dari lahir, kompetensi adalah sesuatu hal yang dipelajari.

Komitmen adalah kombinasi antara rasa percaya diri dan motivasi. Kepercayaan diri adalah tolak ukur keyakinan seseorang terhadap diri sendiri-perasaan mampu mengerjakan suatu tugas dengan baik tanpa banyak bimbingan, sementara motivasi adalah ketertarikan dan antusiasme seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang baik. Ada berbagai kombinasi dari kompetensi dan komitmen yang dapat digambarkan dengan grafik berikut :

D1 = Pemula antusias
D2 = Pelajar Kecewa
D3 = Pekerja Cakap
D4 = Peraih Prestasi

Penjelasan lebih lanjut dapat anda baca dalam buku ini.

Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin selanjutnya adalah matching. Penyesuaian atau matching adalah menggunakan berbagai gaya kepemimpinan dengan nyaman untuk memberikan kepada individual apa yang mereka perlukan, saat mereka memerlukannya.

Ada empat gaya kepemimpinan yang dijelaskan dalam buku ini :

Gaya 1 – Memerintah                                      
Perilaku Direktif Tinggi dan Perilaku Suportif Rendah
Pemimpin memberikan arahan spesifik tentang target, menunjukkan dan mengatakan bagaimana, dan memonitor dengan ketat kinerja individu untuk sering memberikan masukan akan hasil yang diraih.

Gaya 2 – Melatih
Perilaku Direktif Tinggi dan Perilaku Suportif Tinggi
Pemimpin tetap mengarahkan pencapaian target atau tugas namun juga menjelaskan kenapa, memberikan arahan dan saran, dam mulai mendorong keterlibatan dalam pengambilan keputusan.

Gaya 3 – Mendukung
Perilaku Direktif Rendah dan Perilaku Suportif Tinggi
Pemimpin dan individu membuat keputusan bersama. Peran pemimpin adalah memfasilitasi, mendengarkan, menyimpulkan, mendorong, dan mendukung.

Gaya 4 – Mendelegasi
Perilaku Direktif Rendah dan Perilaku Suportif Rendah
Individu membuat sebagian besar keputusan tantang apa, bagaimana, dan kapan. Para pemimpin adalah menilai kontribusi individu dan mendukung perkembangan individu tersebut.

Dari masing-masing gaya kepemimpinan (S) dan karakteristik individu (D), mempunyai hubungannya sendiri-sendiri, dan akan berubah bergantung dengan situasional individu. Seperti gaya “Memerintah /directing (Gaya 1) adalah untuk pemula antusias yang kurang kompetensi namun antusias dan berkomitmen (Dl). Mereka memerlukan arahan dan ma­sukan yang sering untuk memulai dan mengembangkan kompetensi mereka.

“Melatih/coaching (Gaya 2) adalah untuk pelajar kecewa yang memiliki sebagian kompetensi namun kurang berkomitmen (D2). Mereka masih memerlukan arahan dan masukan karena mereka masih relatif be­lum berpengalaman. Mereka juga butuh dukungan dan pengakuan untuk membangun kepercayaan diri dan mo­tivasi, serta keterlibatan dalam pengambilan keputusan untuk mengembalikan komitmen mereka.

“Mendukung/supporting (Gaya 3) adalah untuk pekerja yang cakap namun waspada yang memiliki kompetensi namun kurang percaya diri atau motivasi (D3). Mereka tidak memerlukan banyak arahan karena keterampilan mereka sudah baik, namun masih memerlukan dukungan untuk mendorong kepercayaan diri dan motivasi mereka.

“Mendelegasi/delegating (Gaya 4) adalah untuk peraih prestasi yang percaya diri yang memiliki baik kompetensi maupun komitmen (D4). Mereka mampu dan bersedia mengerjakan suatu proyek sendiri tanpa banyak arahan atau dukungan.”

Buku ini dapat di akses di http://lib.ipc-corporateuniversity.com/index.php?p=show_detail&id=1021&k…