Judul             : Building Personal Brand Equity

Pengarang   : Antoni Ludfi Arifin

Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama

Tahun           : –

ISBN             : 978-602-03-1477-8

Sebagian besar dari kita, anak-anak muda indonesia telah lupa akan warisan budaya lokal. Contohnya saja saat kita menimba ilmu, kita hanya akan berpaku pada buku-buku pelajaran formal yang sebagian besar pelajaran itu bukan dari alat budaya lokal kita. Disini berarti kita harus antipati terhadap pengetahuan luar, namun mengalinkanya dengan warisan budaya lokal.

Buku ini mencoba mengangkat warisan filsafat lokal berupa pesan bijak dalam bentuk peribahasa, Tentu yang masih relevan dengan kehidupan moderen sekarang. Sesuai dengan judul buku ini “Building Personal Brand Equity” yang mengandung tujuh elemen mengenai cara meningkatkan ekuitas  diri anda. Building personal brand equity adalah hal penting agar kita mampu sukses dalam kehidupan. Sukses dalam keluarga, karier, finansial, persahabatan, ataupun selamat hidup di dunia dan di akhirat.

Buku ini mengangkat tujuh elemen peningkatan jenama diri, dimana diantarnya membagi menjadi tempat kelompok kapital (capital), yaitu:

  1. Modal intelektual (Intelektual Capital), meliputi kualitas personal (personal quality) dan keunikan (differentation).
  2. Model Emosional (Emotional Capital) yaitu kemampuan melayani (serviceability) yaitu menepati janji, kejujuran, dan kepercayaan serta kredibilitas
  3. Modal spiritual (spiritual capital) yaitu menepati janji (promise), kejujuran (honesty) dan kepercayaan serta kredibilitas.
  4. Modal keuangan (financial capital) yaitu harga diri / kebanggaan diri (selft-pride)

Keempat model yang dimiliki ini didalamnya mencakup ketujuh ekuitas untuk membangun jenama diiri, jika dikelola dengan baik akan meningkatkan kompetensi demi menuju insani yang berkualitas.

Pertama, Kualitas Personal (Personal quality). Demi mengembangkan nama diri yang menghadirkan kualitas diri guna membangun sebuah hubungan bernilai antar orang lain maka di perlukan kualitas diri. Isi kualitas diri ini adalah diri yang terbaik yaitu

  1. Personal Core Product yang mengharuskan harus dipupuk hingga menjelang ujung waktu nanti. Filsafah bali mengatakan “pantul-pantulan besi, yen sanggih dadi mangan”. Petuah bali tersebut mengajurkan kita rajin belajar, mengisi diri supaya dapat mewujudkan cita-cita: sebodoh-bodohnya orang, jika mau belajar pasti akan menjadi pandai.
  2. “Kemasan” penampilan diri. Penampilan itu penting karena nilai diri terletak di mulut, nilai fisik terletak dipenampilan.

Kedua, Keunikan (Differentation). Merek yang kuat tidak dapat dibangun dengan satu malam. Seseorang dikatakan unik atau berbeda terletak pada isinya yaitu pada sisi keunggulan yang kita miliki dibandingkan orang lain. Langkah-langkah yang bisa kita tempuh agar berbeda adalah temukan potensi diri dan implementasikan potensi diri tersebut.

Ketiga, kemampuan melayani (Serviceability). Sebagai pribadi kita juga mampu memberikan kualitas layanan yang optimal, seperti kemampuan untuk memberikan perhatian kepada orang lain (empathy), kemampuan membantu orang lain, ramah, santun, dan amanah. Isi keramhan dengan memberikan kesan melayani di setiap sentuhan dengan orang lain.

Keempat, menempati janji (Promise). Kekuatan nyata merek yang baik adalah ketika mampu memenuhi harapan orang lain. Sebagai insan yang baik, maka kita harus menepati janji, setidaknya ada tiga janji yang sering kita sampaikan yaitu janji waktu, janji ucapan, dan janji perbuatan.

Kelima kejujuran (Honesty). Kejujuran akan memunculkan keykainan dari orang lain dan akan memberikan jaminan kita bahwa kita adalah insan yang handal. “wong jujur bakale luhur”. Pepatah jawa ini menjandi pengingat dalam membangun nama baik. Nilai kejujuran akan menjadi barang langka, padahal kejujuran adalah fondsi untuk membangun kepercayaan. Ada empat hal yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kejujuran yaitu ketakan kebenaran (tell the truth), bertindak sesuai dengan perkataan, bangun kepercayaan dan lakukan yang benar.

Keenam, Kepercayaan dan kredibilitas (Trust and Credibility). Sebelum kredibilitas itu bersemi, pupuklah dengan perilaku yang dapat dipercaya. Membangun kepercayaan diri bukanlah hasil kerja semalam. Tiga cara dalam membangun kepercayaan yaitu :

  1. Perbanyak jam terbang, terus praktik dan berlatih. Bengun kopetensi keahlian diri
  2. Jaga agar orang lain tetap “melirik” dan tertarik.
  3. Jadilah orang yang menyenangkan, menarik dan disukai.

Ketujuh, Harga diri atau kebangaan diri (Self-Pride). Elemen kualitas diri, layanan yang diberikan, menepati janji, keunikan, kejujuran dan kredibilitas merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh diri kita untuk memilih mitra. Harga (nilai) diisini bukan berarti harga sesungguhnyam meainkan nilai anda dimata orang lain. Disinilah nilai tawar kita untuk memilih pekerjaan apa dan dengan harga berapa pekerjaanmu akan dihargai.

Ingin tahu lebih lengkap mengenai buku ini? Kunjungi Perpustakaan IPC Corproate University.

Buka setiap senin – Jumat pukul 09.00 – 16.00 WIB

Selengkapnya bisa diakses melalui : http://lib.pmli.co.id/index.php?p=show_detail&id=1487&keywords=brand